Penelitian Kualitatif: In-Depth Interviewing dan Projective Techniques merupakan metode riset pemasaran yang dapat diterapkan langsung kepada responden
PENELITIAN KUALITATIF: IN-DEPTH INTERVIEWING AND PROJECTIVE TECHNIQUES (TEKNIK WAWANCARA MENDALAM DAN TEKNIK PROYEKTIF)
In-depth Interviewing yaitu wawancara langsung, tidak terstruktur dan personal yang didasari dari jawaban yang diwawancara untuk mengetahui motivasi, keyakinan, sikap dan perasaan nya terhadap topik yang dibahas.
Prosedur In-depth Interviewing antara lain:
1. Melakukan pengembangan empati peserta
2. Memastikan perserta santai dan nyaman
3. Mendorong dan memotivasi peserta
4. Mencatat masalah yang menarik minat peserta dan dikembangkan pertanyaannya
5. Kurangi penerimaan jawaban singkat ‘ya’ atau ‘tidak’
6. Mencatat masalah yang belum dijelaskan peserta dengan baik
Keunggulan In-depth interviewing dibanding metode kualitatif lainnya antara lain:
1. Hectic Scheduls, jadwal yang lebih flexibel sehingga pengaturan jadwal dapat disesuaikan antara moderator dan responden
2. Live Context, dilakukan secara langsung sehingga mendapatkan pengalaman yang lebih nyata
3. Interviewer Reflection, moderator.interviewer dapat menganalisa langsung dan mengarahi responden.
4. Hetergonity, dapat mendapatkan hasil yang berbeda terhadap subjek yang sama.
Baca Juga: https://kunrinaldi.blogspot.com/2021/01/resume-penelitian-exploratory.html
Baca Juga: https://kunrinaldi.blogspot.com/2021/01/penelitian-kualitatif-focus-group.html
Keuntungan melakukan In-depth Interviewing adalah:
1. Pembicaraan dua arah antara dua orang (Responden dan moderator) dapat menemukan wawasan dan informasi yang lebih dalam daripada kelompok
2. Bisa mendapatkan atribut tanggapan langsung dari peserta sehingga penelitian lebih mudah dan presisi.
3. Bertukar infomasi juga lebih mudah.
4. Dikarenakan hanya satu orang responden pada satu sesi, metode ini mudah diatur.
Tantangan melakukan In-depth Interview antara lain:
1. Lack Of Structure, kurangnya struktur membuat hasil rentan terhadap pengaruh pewawancara, dan kualitas dan kelengkapan hasil sangat bergantung pada keterampilan pewawancara
2. Panjangnya interview kadang membuat responden kurang peduli terhadap pembahasan
3. Data yang diterima kadang bisa salah atau sulit interpretasikan oleh analis.
Teknik-Teknik melakukan In-depth Interview:
1. Leaddering Technique yaitu teknik interview dimana moderator melakukan pertanyaan dari cakupan yang luas ke cakupan yang lebih sempit, atau juga bisa dari karakteristik produk ke karakteristik pengguna.
2. Repertory grid technique yaitu metode interview yang dimulai dari pemilihan elemen pada subjek, mebangun hubungan antar elemen terpilih, perbandingan elemen, dan melakukan analisis terhadap hasil.
3. Zaltman metaphor elicitation technique merupakan teknik wawancara yang biasa digunakan oleh perusahaan besar dimana responden akan diminata untuk menyatakan pendapat yang dapat divisualisasikan, contohnya dengan menyamakan subjek dengan orang tertentu ataupun barang tertentu.
Projective Techniques merupakan bentuk metode wawancara tetapi tidak langsung dalam hal mempertanyakan peserta wawancara dengan tujuan mendorong motivasi peserta untuk memproyeksikan perasaan mereka terhadap masalah yang disajikan.
Teknik Proyeksi dibagi menjadi 3 antara lain:
1. Teknik Asosiasi, yaitu teknik menghubungkan antara respon peserta dan beberapa kata uji. beberapa indikatornya antara lain:
- Jumlah kata yang digunakan responden.
- Lama waktu yang berlalu sebelum respon diberikan peserta
- Jumlah peserta yang tidak merespon kata kunci pada periode yang wajar.
2. Teknik Melengkapi yaitu responden diminta melengkapi suatu pernyataan, biasanya sebuah cerita atau kalimat dengan kata-kata sendiri, sehingga interviewer dapat menafsirkannya.
3. Teknik Konstruksi yaitu teknik dimana responden diminta untuk membuat respon dalam bentuk dialog cerita pada sebuah subjek yang disajikan oleh interviewer, biasanya disajikan pada bentuk gambar maupun animasi.
4. Teknik Ekspresif yaitu teknik di mana peserta disajikan dengan situasi verbal atau visual dan diminta untuk menghubungkan perasaan dan sikap orang lain dengan situasi tersebut.
Penggunaan Teknik Proyeksi pada penelitian sangat mendukung apabila:
1. Informasi yang diperlukan tidak dapat diperoleh secara akurat dengan pertanyaan langsung
2. Secara eksploratif untuk mendatangkan masalah yang sulit dipahami dan diungkapkan oleh peserta
3. Untuk melibatkan peserta dalam subjek, dengan bersenang-senang dalam mengekspresikan diri mereka dengan cara yang menarik dan baru
Referensi:
Komentar
Posting Komentar