Case Analysis of General Electric (GE) Business Model in Industrial Analytics

Gambar
  [Group Assignment] Case Analysis Syndicate : 9 Members :  Chiesa Octavianus Manoppo (29121313) Faldi Irham Pratama (29121158) Kun Rinaldi Pramana (29121035) Reggy Aldynov Alamsyah (29121074) Rifqi Tyaga Wisista (29121292)   Why is GE pursuing industrial analytics? Imlet (CEO at the time) saw that there were scientists telling stories about the development of sensor technology and kept thinking about how much information could be used from these sensors. GE is pursuing industrial analytics because it is aiming for business expansion and industrial analytics provide a promising profitability. Industry 4.0 also creates an opening for GA to enter the analytics software through cloud platforms. At first they made products, right, then there were many products and made a CSA (contract service agreement. Then from a complicated process they made software because for efficiency, the CEO looked at this as the future. The optimization using analytics software will impact in :...

Assignment Cost Accounting Case Of Effectiveness Nigeria Policy on Substitution of Wheat for Cassava Flour in Bakery

 

Date : 14 September 2021

Class : YP 65 A

Name :


  1. Chiesa Manoppo - 29121313

  2. Faldi Irham Pratama - 29121158

  3. Kun Rinaldi Pramana - 29121035

  4. Rifqi Tyaga Wisista - 29121292

  5. Reggy Aldynov Alamsyah - 29121074


Question:

1. Sejauh mana peranan akuntansi manajemen dalam penentuan harga pokok produksi?

2. Apakah penerapan Job-Order Costing dan Process Costing pada case tersebut sudah

Sesuai?


Answers:


    Peranan Harga Pokok Produksi sangat penting karena informasi dalam HPP dapat digunakan untuk menentukan harga jual produk, biaya produksi, dst. Informasi dalam Harga Pokok Produksi berguna pula dalam akuntansi manajemen dalam memenuhi ke tiga aktivitas penting, yaitu perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Penentuan Harga jual produk berdasarkan Harga Pokok Produksi dapat bermanfaat untuk mendapatkan harga jual yang optimal.



Effectiveness of Nigeria Policy on Substitution of Wheat for Cassava Flour in Bakery Products: Empirical Evidence from Enugu State, Nigeria.


  1. Dalam study case “Effectiveness Nigeria Policy on Substitution of Wheat for Cassava Flour in Bakery''. Tepung gandum telah digunakan sebagai bahan baku roti sejak lama oleh banyak perusahaan roti di Nigeria. Tetapi adanya pergeseran penggunaan bahan baku roti dari tepung gandum (wheat flour) menjadi tepung singkong (cassava flour) menimbulkan permasalahan - permasalahan yang muncul dalam proses produksi. Ada tiga masalah utama untuk memproduksi High Quality Cassava Flour di Nigeria, antara lain proses produksi, pemasaran dan konsumsi singkong di Nigeria.


Masalah proses produksi singkong di Nigeria adalah (pertama) cepatnya basi cassava karena dalam 2 hari value dari cassava sudah menurun.  (kedua) dan dilanjutkan dengan proses produksi yang masih manual. Sedangkan untuk membuat roti memerlukan High Quality Flour Cassava. 


Karena proses pengupasan masih menggunakan (ketiga) metode manual, banyak bagian yang terbuang dari cassava sehingga proses menjadi boros. Pengupasan manual juga banyak berhubungan dengan manusia sehingga bisa menyebabkan (keempat) penyakit/bakteri.


Dalam akuntansi manajemen, untuk menentukan strategi yang tepat sehingga dapat memaksimalkan efisiensi biaya. Pemaksimalan efisiensi biaya dapat dilakukan dengan meninjau kembali value chain dari produk, yaitu tepung cassava. 

Peninjauan akuntansi manajemen dimulai dari perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.Menurut studi kasus yang diberikan, ada beberapa proses produksi High Quality Cassava Flour yang dapat ditinjau kembali perencanaannya. Diantaranya adalah:

  1. Ketahanan tepung singkong sangat mempengaruhi kualitas bahan

  2. Proses pengupasan yang masih manual



Untuk menjawab permasalahan utama produksi High Quality Cassava Flour di Nigeria, akuntansi manajerial dapat memudahkan perusahaan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Akuntansi manajerial dapat digunakan untuk menghitung Harga Pokok Produksi.  Harga pokok produksi sangat penting dalam akuntansi manajemen karena informasi dalam HPP bisa digunakan untuk menentukan harga jual produk, biaya produksi, dll. Biaya produksi High Quality Cassava Flour dapat dibuat menjadi lebih efisien, dengan memperhatikan beberapa atribut produksinya. Atribut produksinya antara lain direct material, direct labor, dan manufacturing overhead.


Sebagai tambahan dalam usaha untuk melakukan perubahan perlunya peran pemerintah dalam memberikan sosialisasi tentang adanya tepung singkong dan bagaimana penggunaannya. Dengan penggunaan serta penerapan Value Chain Management, dengan menerapkan strategi ini maka perusahaan yang dalam hal ini adalah produsen tepung dapat membantu proses pemasaran serta penjualan yang menjadi kendala utama.


2. Produksi tepung cassava yang merupakan produk homogen dan berkelanjutan  menunjukan bahwa metode penentuan Harga Pokok Produksi yang cocok adalah Process Costing. Dengan menggunakan Process Costing harga produksi per unit dari produksi High Quality Cassava Flour bisa ditemukan karena perhitungan Process costing mengakumulasikan biaya kedalam beberapa departemen. Dari biaya-biaya inilah peninjauan bisa dilakukan oleh perusahaan untuk melakukan perubahan. Bentuk perubahan bisa dilakukan dalam berbagai hal, baik  material, labor, manufacturing overhead, dan lain sebagainya. 







Implementation of cost accounting as the economic pillar of management accounting systems in public hospitals – the case of Slovenia and Croatia


  1. Dalam studi kasus “Implementation of cost accounting as the economic pillar of management accounting systems in public hospitals – the case of Slovenia and Croatia” menunjukan kurangnya efisiensi model ekonomi rumah sakit di Slovenia dan Kroasia. Banyaknya pasien yang datang berobat secara signifikan  karena berbagai alasan membuat model ekonomi rumah sakit umum perlu ditinjau kembali agar lebih efisien.

Sistem healthcare di Slovenia dan Kroasia dibuat secara terpusat, sehingga membuat komunitas lokal memiliki peranan yang terbatas. Berdasarkan Bismarck healthcare model, lebih dari 70% (bahkan 80% di Kroasia) pendapatan dikumpulkan melalui asuransi kesehatan wajib, dan sisanya dari tanggungan negara dan asuransi mandiri. Model akuntansi Slovenia (Accounting Act.) dan Kroasia (Budget Act.) juga berbeda, membuat kedua model akuntansi masing-masing negara memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.

Sistem manajemen akuntansi pada rumah sakit umum di Slovenia dan Kroasia dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor ini bervariasi, mulai dari tangible ke intangible, dan fixed cost ke variable cost. 

Akuntansi manajemen pada rumah sakit umum perlu dibuat seefisien mungkin. Menurut studi kasus, penentuan model akuntansi pada industri healthcare sangat cocok dimulai dari bawah-ke-atas (metode bottom-up). Analisis bisa dimulai dari rumah sakit umum pada level terendah, dan naik ke level lebih tinggi. Hasil dari analisis ini akan disampaikan ke pengambil keputusan untuk menentukan atribut-atribut yang bisa ditinjau. 

  1. Setelah melakukan analisis pada studi kasus, metode Job Order Costing sangat cocok diterapkan pada perusahaan rumah sakit. Prinsip dasar dari proses costing adalah mengakumulasikan biaya dari operasi atau departemen tertentu selama satu periode penuh (bulanan, kuartalan, dan tahunan) dan kemudian membaginya dengan jumlah unit yang diproduksi selama periode tersebut. Penerapan job cost sheet atau kartu biaya dapat digunakan pada jasa rumah sakit kartu biaya yang berisi data bahan, tenaga kerja, dan overhead pabrik yang dibebankan ke pesanan. Tentu saja Job Order Costing yang diterapkan pada rumah sakit harus diakumulasikan ke level atasnya karena sistem akuntansi pada Slovenia dan Kroasia terpusat, sehingga pengambil keputusan harus memperhatikan laporan keuangan dari banyak laporan-laporan keuangan dari berbagai level.









Management Accounting Practices in Selected Asian Country

1.       Peranan akuntansi manajemen dalam menentukan HPP dapat dilihat dari survey yang dilakukan di Singapura, Malaysia, India, dan China. Dari survey yang dilakukan di keempat negara tersebut secara garis besar diketahui bahwa dalam akuntansi manajemen terdapat 2 macam teknik akuntansi manajemen yaitu tradisional dan modern. Penentuan harga secara tradisional meliputi Budgets, Cost-Volume-Profit analysis, dan standard costing sedangkan teknik modern yaitu Activity-Based Costing (ABC), Target Costing, Balance Score Card (BSC)

Dengan tersedianya beberapa teknik akuntansi manajemen, penggunaan teknik tersebut dapat disesuaikan dengan kemampuan dan gaya manajerial dari tiap pengguna, seperti yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan di india dimana berdasarkan paper tersebut dijelaskan bahwa manajer di india cenderung menghindari resiko dan tidak terlalu mengedepankan inovasi sehingga mereka lebih memilih menggunakan teknik tradisional. Di Singapura berdasarkan ghosh and chan (1996) penggunaan teknik budget sebagai alat untuk mengevaluasi performa mencapai 98%.

2. Kurangnya kesadaran akan metode atau teknik, membuat banyak negara berkembang masih menggunakan metode tradisional dalam penghitungan HPP. Traditional accounting system digunakan pada keempat negara, yaitu menggunakan cost driver berdasarkan unit barang. Sistem ini mengalokasikan biaya overhead berdasarkan basis alokasi, yaitu didasarkan pada jam kerja langsung atau volume barang yang di produksi. Hal ini menyebabkan penetapan harga pokok produksi menjadi kurang akurat dan berpengaruh ke harga per unitnya. Dengan ini perlu adanya peninjauan ulang kepada praktik manajemen akuntansi pada keempat negara ini.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penelitian Kualitatif : In-Depth Interviewing dan Projective Techniques

Strategi Persaingan ERHA - Sistem Manajemen Informasi Pemasaran

Segmenting (Segmentasi) Pasar Erha Klinik